KYOUGEN
A.
Pengertian Kyougen
Kyōgen adalah sejenis drama komedi
tradisional Jepang yang
erat
hubungannya dengan sarugaku dan noh. Berbeda dengan Noh, inti cerita Kyogen
lebih fokus pada kehidupan sehari-hari masyarakat feodal atau cerita
rakyat sebagai subjek, bersifat realistis, dan dinamis. Kyōgen berjumlah
kurang lebih 300 buah. Karakter utama adalah pelayan laki-laki bernama Taro
Kaja. Karakter ini (Taro Kaja) membangkitkan humor yang halus dan
menghibur. Dalam Kyōgen penggunaan
topeng tidak terlalu banyak, begitu juga wanita tidak diharuskan memakai
topeng. Lama pertunjukan Kyōgen 30 menit.
B.
Sejarah
Kyougen
Di Jepang terdapat berbagai macam jenis pertunjukan seperti Noh,
Kabuki, Bunraku, dan Kyogen. Penulis akan membahas salah
satu pertunjukan drama yaitu Kyogen. Kyogen berasal dari kata “Kyogen
Kigo” yang merupakan istilah Agama Buddha untuk kata berbunga-bunga atau
cerita yang tidak masuk diakal. Istilah Kyogen-Kigo sering dipakai
kritikus sastra sewaktu mengkritik cerita roman dan puisi. Istilah ini kemudian
digunakan untuk salah satu unsur Sarugaku berupa pertunjukan monomane (seni
meniru gerak-gerik dan cara berbicara secara humor). Sejalan dengan
perkembangan Sarugaku, istilah Kyogen akhirnya dipakai sebagai
sebutan untuk teater humor pada pementasan Noh. Kyogen ini
terdiri dari 7 periode sejarah yaitu: dari Zaman Nara sampai Zaman Kamakura
pada abad 8 sampai 14, pada pertengahan dan akhir Zaman Muromachi pada
abad 15 sampai 16, Zaman Momoyama pada abad 16, Zaman Edo pada
abad 17-19, dan Zaman Modern pada abad 19-20.
Sarugaku adalah istilah yang digunakan untuk seni pertunjukan Noh
sampai periode Edo (1600-1867). Hal ini juga digunakan untuk
merujuk pada Sarugaku tua sebelum perkembangan ke Noh
klasik. Asal-usul Sarugaku dapat ditelusuri kembali ke sangaku,
yang berasal dari China pada zaman Nara (710-784). Pada periode pertengahan
Heian (784-1192) pengucapan sangaku berubah menjadi Sarugaku, dan
secara bertahap karakter Sarugaku digunakan secara umum. Selama
periode Heian, Sarugaku dipertunjukkan oleh para penjaga
kekaisaran atau musisi kerajaan sebagai hiburan pada acara Sumo atau
festival Kagura, para pemain sangaku mengitari tempat-tempat suci
atau pada kuil selama acara festival. Selain memperkenalkan akrobat dari
China, Sangaku berkembang menjadi lawakan. Pertengahan abad 11 Shin-Sarugaku-Ki
(Rekaman Baru Sarugaku) oleh Fujiwara no Akihira, seni baru dari Sarugaku
yang dilakukan sebagai festival lokal dan menjadi populer bagi rakyat.
Dimulai
pada zaman Kamakura (1192-1333) dan berlanjut melalui masa nanbokucho
(1333-1392), Sarugaku mengalami perkembangan yang signifikan. Di
satu sisi, sarugaku menekanan pada sosok orang tua, yang melambangkan
esensi Sarugaku. Pada saat yang sama, unsur yang sudah ada
sebelumnya improvisasi mimik dengan bentuk yang lebih dramatis. Musik dan unsur
tari juga ditambahkan. Banyak aliran Sarugaku yang muncul, terutama
di wilayah Kinki Jepang. Salah satu diantaranya adalah kelompok Kanzei
dari daerah Yamato (Nara), yang dipimpin oleh Kan’ami dan
Zeami, yang juga dikenal sebagai pencipta Noh Sarugaku Klasik.
Dengaku secara luas dibagi menjadi dua jenis: Dengaku yang dikembangkan sebagai iringan musik untuk menanaman padi; dan Dengaku Odori (tari dengaku) yang berkembang dalam kaitannya dengan sangaku, kemudian berevolusi menjadi bentuk seni baru yaitu hōshimasters dengaku (houshi). Instrumen khas dari dengaku adalah sasara (instumen perkusi dari kayu), tetapi bentuk berbeda menurut jenis dengaku.
Dengaku secara luas dibagi menjadi dua jenis: Dengaku yang dikembangkan sebagai iringan musik untuk menanaman padi; dan Dengaku Odori (tari dengaku) yang berkembang dalam kaitannya dengan sangaku, kemudian berevolusi menjadi bentuk seni baru yaitu hōshimasters dengaku (houshi). Instrumen khas dari dengaku adalah sasara (instumen perkusi dari kayu), tetapi bentuk berbeda menurut jenis dengaku.
Pada
zaman Muromachi muncul aliran baru dengaku yang dikenal sebagai dengaku
Noh. Lalu, pada musim panas 1096, terjadi perselisihan antara kelompok
besar dengaku dengan dengaku lain, hal ini mengakibatkan
Kyoto mengalami kerusakan yang cukup besar. Dengaku yang pada
waktu itu dikenal sebagai eichō ōdengaku (dengaku besar era Eichō),
namun secara umum dengaku tersebut, yang merupakan tiruan dari dengaku
penanaman padi dan Odori dengaku, disebut sebagai furyū furyū dengaku. Meskipun
pada satu waktu bahkan melebihi popularitas dengaku, dalam periode
pertengahan dengaku Muromachi telah hilang cahayanya oleh perkembangan Sarugaku
dan mengalami kemunduran. Sekarang nyaris tidak bertahan sebagai seni
pertunjukan rakyat.
Kyōgen diperkirakan dibawa ke Jepang dari China di abad ke-8 atau
sebelumnya. hiburan ini berkembang menjadi Sarugaku pada abad
berikutnya, dan pada abad ke-14 awal ada
perbedaan yang jelas antara kelompok pemain Sangaku dari drama Noh
serius dan orang-Kyōgen lucu. Sebagai komponen Noh, Kyōgen
menerima perlindungan dari aristokrasi militer sampai saat Restorasi Meiji
(1868). Sejak itu, Kyōgen tetap dipertahankan dan dikembangkan oleh
keluarga, terutama dari Izumi dan sekolah Okura. Saat ini Kyōgen
dimainkan oleh profesional secara independen dan sebagai bagian dari pertunjukan Noh.
C.
Tokoh –tokoh/Peran dalam Kyougen
Sama halnya seperti Noh, peran utama dalam kyōgen disebut Shite. Peran pembantu disebut Ado, berbeda dengan Noh yang
menyebutnya sebagai Waki. Jika ada lebih dari 2 peran Ado, maka peran tersebut
disebut Ado 1 dan Ado 2. Selain itu, istilah Ado hanya digunakan untuk peran
pembantu yang paling menonjol, sedangkan selebihnya disebut Tsukgi-ado (sebutan
menurut aliran Ōkura) atau Ko-ado (sebutan menurut aliran Izumi). Peran
pembantu yang naik ke panggung secara berkelompok disebut Tachishū, sedangkan
pimpinan kelompok peran pembantu disebut Tachigashira. Sebutan untuk peran
seperti disebut di atas sebenarnya jarang dipakai, kyōgen lebih mengenal
sebutan untuk karakter yang tampil dalam cerita, misalnya: Shu atau Teishu
(majikan), Tarōkaja (pesuruh laki-laki), atau Suppa (peran penjahat).
D.
Atribut Kyougen
1.
Kostum Kyougen
Kostum
yang digunakan dalam pertunjukan kyougen adalah setelan pakaian rakyat
biasa dari abad pertengahan, bentuknya sangat sederhana, namun banyak yang
tidak konvensional menggabungkan bentuk dan desain.Dibandingkan dengan kostum
elegan Noh. Kostum di Kyogen sebagian besar berwarna terang, dan
memiliki pola-pola menarik. Kostum ini ditentukan berdasarkan jenis
karakter yang akan ditampilkan.
Kostum khas Kyougen antara lain :
a. Jubah luar: kataginu, jutoku, naga-goromo, kaki-baori
a. Jubah luar: kataginu, jutoku, naga-goromo, kaki-baori
b.
Jubah Utama (pakaian dalam): Shima-noshime
c. Celana (hakama): Kyogen-bakama,
naga-Kami-Shimo, monpa
d. Lainnya: berbagai jenis zukin, Binan-Boshi
d. Lainnya: berbagai jenis zukin, Binan-Boshi
2. Topeng yang digunakan pada
pertunjukan kyogen
Kyōgen sebagian besar berurusan
dengan karakter tanpa nama yang terlibat dalam situasi sehari-hari. Dasar
untuk seni ini adalah bahwa bahkan para aktor tersebut melakukan peran
perempuan mengekspresikan emosi mereka dengan wajah mereka sendiri, untuk yang
alasan, topeng tidak berkembang seperti yang mereka lakukan dalam drama Noh. Kyōgen
memiliki sekitar 20 jenis topeng yang berbeda, yang menggambarkan segala
sesuatu dari orang tua dan wanita jelek untuk karakter non-manusia, termasuk
dewa, hantu, setan, dan roh-roh hewan dan tanaman. Semua mereka-apakah
mereka tertawa atau ekspresi berlebihan-yang dirancang dan dibuat untuk
mendapatkan tawa dari penonton
Jenis-jenis topeng
yang digunakan dalam Kyougen :
a. Topeng Nobori-hige dikenakan
oleh Kyōgen-Ai dalam drama Noh dimana ia memainkan peran dewa
dari kuil anak. Ekspresi senyum terbuka, mulutnya yang ompong memberikan
petunjuk yang lebih baik dari kebaikan manusia daripada kesucian.
b. Topeng Oto sering digunakan
untuk menggambarkan wanita jelek, tetapi juga digunakan oleh tokoh-tokoh yang
menyamarkan diri mereka sebagai dewa Jizo.
c. Topeng Buaku seperti versi
Kyōgen dari Beshimi Noh, dan meskipun topeng setan, ekspresi lucu adalah
tidak menakutkan. Topeng Kentoku digunakan untuk makhluk roh
non-manusia, seperti kuda, sapi, anjing, dan kepiting.
d. Topeng Usofuki terlihat
seperti itu bersiul, dan digunakan untuk roh nyamuk dan jamur.
e. Topeng Kitsune digunakan oleh rubah tua.
3.
Naskah Kyougen
Naskah Noh Kyougen
dibuat untuk dipertunjukkan di atas panggung melalui pemainnya (aktor) berupa
dialog-dialog. Dalam dialog-dialognya mempermasalahkan kehidupan sehari-hari
golongan sosial bawah dalam zaman Chuusei, diselingi lagu-lagu dan diikuti
gerakan-gerakan. Setiap pertunjukkan menggambarkan tindakan sosial (social
action) yang dapat dirasakan oleh para pemain dan penonton. Sehingga
dialog-dialognya dan cerita Noh Kyougen mengambarkan kesamaan ide antara para
peserta (penonton) dengan para pemain yang menggunakan media untuk mencapai
tujuan (James Peacock). Dengan demkian segala hal yang menyangkut pertunjukkan
seperti dialog-dialog dan cerita Kyougen sebagai konsepsi tindakan sosial
(social action) dianalisis sebagai tindakan yang bermakna simbol. Dalam
pertunjukkan Noh Kyougen, melibatkan para pemain dan para penonton yang terdiri
dari semua golongan, yakni golongan penguasa (daimyo), golongan bawah (bushi
kelas rendah, petani, pedagang, buruh) bahkan juga shogun. Diantara para pemain
dan penonton terjadi suatu proses komunikasi. Komunikasi berlangsung melalui
simbol-simbol atau tanda-tanda yang signifikan. Kata-kata, isyarat dan tanda
objek lain digunakan oleh pemain Noh Kyougen untuk menyampaikan maksudnya
(keluhan-keluhan, keinginan-keinginan, pengalaman-pengalaman) kepada penonton.
Sehingga Noh Kyougen merupakan alat komunikasi, yakni Noh Kyougen tersebut
digunakan oleh golongan sosial bawah zaman Chuusei sebagai alat untuk menyampaikan
atau mengkomunikasikan keluhan-keluhan, keinginan-keinginan,
pengalaman-pengalaman golo-ngan sosial bawah (penderitaan-penderitaan yang
dirasakan oleh golongan sosial bawah zaman Chuusei).
4.
Panggung Kyougen
Panggungnya
terpaviliun yang berdiri dari gaya arsitektur berasal dari tradisional Kagura
kuil Shinto dan biasanya terdiri hampir seluruhnya dari hinoki (cemara Jepang )
kayu. Empat pilar diberi nama untuk orientasi selama bermain : Waki-bashira di
depan, sudut kanan dekat titik Waki berdiri dan titik duduk, sedangkan
shite-bashira di sudut, belakang kiri, depan yang shite biasanya menyuguhkan,
fue-bashira di sudut belakang kanan paling dekat dengan pemain seruling dan
metsuke-bashira, atau "mencari-pilar" disebut demikian karena shite
yang biasanya di sekitar pilar.
Lantainya dipoles untuk memungkinkan aktor untuk bergerak
secara meluncur dan di bawah lantai ini diletakkan pot raksasa atau mangkuk
berbentuk struktur beton untuk meningkatkan sifat resonansi dari lantai kayu
ketika para aktor berada pada lantai (bandingkan lantai bulbul ). Akibatnya,
kondisi lantai telah meningkat sekitar tiga meter di atas permukaan tanah dari
penonton.
Para
ornamen di atas panggung disebut kagami-ita, lukisan pohon pinus di belakang
panggung mempunyai dua
keyakinan paling umum, bahwa itu merupakan salah satu pohon pinus terkenal
dalam Shinto di Kuil Kasuga di Nara atau tanda pendahulu artistik Noh yang
sering dilakukan untuk latar alam. Fitur lain yang unik dari panggung adalah
hashigakari , jembatan sempit di sebelah kanan panggung yang digunakan aktor utama untuk
memasuki panggung. Ini kemudian akan berevolusi menjadi Hanamichi dalam kabuki.
Semua tahapan yang dedikasikan untuk pertunjukan Noh memiliki kait atau
lingkaran di langit-langit untuk mengangkat dan menjatuhkan bel untuk bermain
Dōjōji . Ketika bermain di lokasi lain loop atau kail akan ditambahkan sebagai
fixture sementara.
5. Musik Kyougen
Kyogen diiringi musik yang terdiri dari seruling, drum, dan gong. Taiko
adalah drum barel yang diletakkan
di stand kayu dan dipukul dengan bachi (stik drum kayu). Ada dua metode
keseluruhan bermain taiko. Dengan meletakkan
bachi pada
kepala drum setelah memukul,dapat
meredam suara, atau membuat suara beresonansi, besar, menengah atau stroke
kecil dapat digunakan. Dengan menggunakan dua bachi untuk membuat rumit,
mengatur irama, Namun pada
kyogen yang lebih dipentingkan adalah pada dialog dan tindakan, bukan pada
musik ataupun
tari.
E.
Jenis-Jenis Kyougen
Secara garis besar,
kyōgen dikelompokkan menjadi 3 jenis:
1.
Betsu-kyōgen (別狂言 /kyōgen spesial)
Penampilan aktor kyōgen yang memainkan karakter Sanbasō
dalam pementasan cerita noh yang berjudul Okina (翁).
2.
Hon-kyōgen (本狂言 /kyōgen tunggal)
Pementasan kyōgen secara tunggal dan bukan merupakan
bagian pertunjukan noh, kalau disebut kyōgen biasanya mengacu pada hon-kyōgen.
3.
Ai-kyōgen (間狂言/ kyōgen selingan)
Kyōgen yang dipentaskan sebagai bagian pertunjukan Noh.
Hon-kyōgen
masih dikelompokkan menjadi beberapa jenis yang bisa berbeda-beda menurut zaman
dan aliran. Pada tahun 1792, Ōkura
Torahirobon mengelompokkan hon-kyōgen menjadi:
1.
Waki-kyōgen (大名狂言)
Cerita
bertemakan kebahagiaan dan keberuntungan.
2.
Daimyō-kyōgen (大名狂言)
Cerita
bertemakan tuan dan majikan, daimyō menjadi peran utama dalam cerita.
3.
Shōmyō-kyōgen (小名狂言kyōgen pesuruh) Cerita bertemakan tuan dan majikan, pesuruh laki-laki
yang disebut tarōkaja menjadi peran utama.
4.
Mukojo-kyōgen (聟女狂言/kyōgen wanita dan menantu pria)
Cerita tentang menantu pria sebagai peran utama yang
menumpang di rumah mertua, atau cerita humor kehidupan sehari-hari seperti
istri yang mengakali suami atau suami yang tidak bisa diandalkan.
5.
Oniyamabushi-kyōgen (鬼山伏狂言/ kyōgen jin dan
pertapa)
Cerita dengan raja kematian Yamarāja atau jin (oni)
sebagai peran utama (termasuk cerita jin yang menyamar jadi manusia), dan Yamabushi
(pertapa yang berasal dari gunung) sebagai peran utama.
6.
Shukkezatō-kyōgen (出家座頭狂言)
Cerita dengan peran utama pendeta, pendeta baru, atau zatō
(tunanetra pengembara yang berpakaian mirip pendeta).
7.
Atsume-kyōgen (集狂言/ kyōgen serbaneka) Cerita dengan tema yang tidak termasuk ke dalam
hon-kyōgen yang lain.
F.
Aliran
Kyougen
Sesuai dengan tradisi Iemoto, kyōgen sejak zaman Edo terbagi
menjadi tiga aliran utama: aliran Ōkura, aliran Izumi, dan aliran Sagi. Sekarang hanya tinggal 2 aliran
kyōgen yang tersisa, aliran Ōkura dan aliran Izumi. Di paruh kedua zaman
Muromachi hingga awal zaman Edo juga terdapat aliran Nanto-negi
yang berintikan seniman kalangan Jin-nin (Jinin). Pada waktu itu, sebagian
besar kuil Shinto memiliki kelompok Sarugaku dan menggaji orang yang disebut
Jinin untuk bekerja sebagai seniman sekaligus pesuruh. Menurut catatan sejarah,
aliran Nanto-negi tercatat sangat populer di zaman Muromachi, tapi ketenarannya
mulai memudar di awal zaman Edo sampai
akhirnya terserap ke dalam aliran yang besar. Berbagai aliran kecil yang tidak
terkenal juga ikut punah, dan hanya meninggalkan naskah kyōgen yang sebagian
sempat diterbitkan sebagai buku bacaan di zaman Edo.
1.
Aliran Ōkura
Aliran Ōkura merupakan satu-satunya aliran penerus
tradisi Sarugaku Yamato. Keluarga
Ōkura Yaemon Tora Akira yang pentas secara turun temurun di gedung teater
Komparu-za mendirikan aliran ini di paruh kedua zaman Muromachi. Sekarang aliran Ōkura terdiri dari
keluarga Yamamoto Tōjirō (berpusat di Tokyo), keluarga Ōkura Yatarō (garis
keturunan utama), keluarga Shigeyama Sengorō (berpusat di Kyoto), dan keluarga
Shigeyama Chūzaburō (berpusat di Kyoto), kelompok Zenchiku Chūichirō (berpusat
di Osaka dan Kobe), dan Zenchiku Jūrō yang berpusat di Tokyo.
2. Aliran Izumi
Didirikan Yamawaki Izumo no Kami Motonori asal Kyoto di awal zaman
Edo. Sekarang aliran Izumi terdiri dari tiga percabangan keluarga: keluarga
Nomura Matasaburō (berpusat di Nagoya, disebut juga faksi Nomura), keluarga
Nomora Manzō (berpusat di Tokyo, disebut juga faksi Miyake, dan Kyougen
Kyoudousha yang berpusat di Nagoya disebut juga faksi Nagoya,
G.Kesimpulan
Kyōgen adalah sejenis drama komedi tradisional Jepang yang erat hubungannya dengan sarugaku dan
noh. Kyogen berasal dari kata “Kyogen Kigo” yang merupakan istilah Agama
Buddha untuk kata berbunga-bunga atau cerita yang tidak masuk diakal. Istilah Kyogen-Kigo sering dipakai kritikus
sastra sewaktu mengkritik cerita roman dan puisi. Sejalan
dengan perkembangan Sarugaku, istilah Kyogen akhirnya dipakai
sebagai sebutan untuk teater humor pada pementasan Noh Kyogen ini
terdiri dari 7 periode sejarah yaitu: dari Zaman Nara 、Zaman Kamakura、 pada pertengahan dan akhir Zaman Muromachi 、Zaman Momoyama、 Zaman Edo
dan Zaman Modern。Sama halnya seperti Noh, peran utama dalam kyōgen disebut Shite. Peran pembantu disebut Ado, berbeda dengan Noh yang
menyebutnya sebagai Waki. Jika ada lebih dari 2 peran Ado, maka peran tersebut
disebut Ado 1 dan Ado 2. Atribut yang digunakan ada kostum topeng,naskah, musik dan juga panggung.Jenis
kyougen dapat dibedakan menjadi tiga,yaitu: Betsu-kyōgen (別狂言),Hon-kyōgen (本狂言) dan Ai-kyōgen (間狂言). Aliran
kyōgen ada dua,yaitu aliran okura dan aliran izumi.
DAFTAR PUSTAKA
Diktat
mata Kuliah Kesusastraan Jepang oleh Herniwati,
S.Pd.M.Hum
Http://id.wipedia.org/wiki/kyougen diakses tanggal, 19 November 2013
Http://mizucha.wordpress.com/2013/05/05/japanese-history-noh-kyougen-part-2 diakses tanggal 23 November 2013
http://aimizu4869.blogspot.com/2012/03/kyougen.html , diakses tanggal 07 Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar