Minggu, 22 Desember 2013

Bungaku_Kyogen_Seni teater bernuansa Humor di jepang

KYOUGEN
A.    Pengertian Kyougen
Kyōgen adalah sejenis drama komedi tradisional Jepang yang erat hubungannya dengan sarugaku dan noh. Berbeda dengan Noh, inti cerita Kyogen lebih fokus pada kehidupan sehari-hari  masyarakat feodal atau cerita rakyat sebagai subjek, bersifat realistis, dan dinamis. Kyōgen berjumlah kurang lebih 300 buah. Karakter utama adalah pelayan laki-laki bernama Taro Kaja. Karakter ini (Taro Kaja) membangkitkan humor yang halus dan menghibur. Dalam Kyōgen  penggunaan topeng tidak terlalu banyak, begitu juga wanita tidak diharuskan memakai topeng.  Lama pertunjukan Kyōgen  30 menit.


B.     Sejarah Kyougen
Di Jepang terdapat berbagai macam jenis pertunjukan seperti Noh, Kabuki, Bunraku, dan Kyogen. Penulis akan membahas salah satu pertunjukan drama yaitu Kyogen. Kyogen berasal dari kata “Kyogen Kigo” yang merupakan istilah Agama Buddha untuk kata berbunga-bunga atau cerita yang tidak masuk diakal. Istilah Kyogen-Kigo sering dipakai kritikus sastra sewaktu mengkritik cerita roman dan puisi. Istilah ini kemudian digunakan untuk salah satu unsur Sarugaku berupa pertunjukan monomane (seni meniru gerak-gerik dan cara berbicara secara humor). Sejalan dengan perkembangan Sarugaku, istilah Kyogen akhirnya dipakai sebagai sebutan untuk teater humor pada pementasan Noh. Kyogen ini terdiri dari 7 periode sejarah yaitu: dari Zaman Nara sampai Zaman Kamakura pada abad 8 sampai 14, pada pertengahan dan akhir Zaman Muromachi pada abad 15 sampai 16, Zaman Momoyama pada abad 16, Zaman Edo pada abad 17-19, dan Zaman Modern pada abad 19-20.
Sarugaku adalah istilah yang digunakan untuk seni pertunjukan Noh sampai periode Edo (1600-1867). Hal ini juga digunakan untuk merujuk pada Sarugaku tua sebelum perkembangan ke Noh klasik. Asal-usul Sarugaku dapat ditelusuri kembali ke sangaku, yang berasal dari China pada zaman Nara (710-784). Pada periode pertengahan Heian (784-1192) pengucapan sangaku berubah menjadi Sarugaku, dan secara bertahap karakter Sarugaku digunakan secara umum. Selama periode Heian, Sarugaku dipertunjukkan oleh para penjaga kekaisaran atau musisi kerajaan sebagai hiburan pada acara Sumo atau festival Kagura, para pemain sangaku mengitari tempat-tempat suci atau pada kuil selama acara festival. Selain memperkenalkan akrobat dari China, Sangaku berkembang menjadi lawakan. Pertengahan abad 11 Shin-Sarugaku-Ki (Rekaman Baru Sarugaku) oleh Fujiwara no Akihira, seni baru dari Sarugaku yang dilakukan sebagai festival lokal dan menjadi populer bagi rakyat.
Dimulai pada zaman Kamakura (1192-1333) dan berlanjut melalui masa nanbokucho (1333-1392), Sarugaku mengalami perkembangan yang signifikan. Di satu sisi, sarugaku menekanan pada sosok orang tua, yang melambangkan esensi Sarugaku. Pada saat yang sama, unsur yang sudah ada sebelumnya improvisasi mimik dengan bentuk yang lebih dramatis. Musik dan unsur tari juga ditambahkan. Banyak aliran Sarugaku yang muncul, terutama di wilayah Kinki Jepang. Salah satu diantaranya adalah kelompok Kanzei dari daerah Yamato (Nara), yang dipimpin oleh Kan’ami dan Zeami, yang juga dikenal sebagai pencipta Noh Sarugaku Klasik.
Dengaku secara luas dibagi menjadi dua jenis: Dengaku yang dikembangkan sebagai iringan musik untuk menanaman padi; dan Dengaku Odori (tari dengaku) yang berkembang dalam kaitannya dengan sangaku, kemudian berevolusi menjadi bentuk seni baru yaitu hōshimasters dengaku (houshi). Instrumen khas dari dengaku adalah sasara (instumen perkusi dari kayu), tetapi bentuk berbeda menurut jenis dengaku.
Pada zaman Muromachi muncul aliran baru dengaku yang dikenal sebagai dengaku Noh. Lalu, pada musim panas 1096, terjadi perselisihan antara kelompok besar dengaku dengan dengaku lain, hal ini mengakibatkan  Kyoto mengalami kerusakan yang cukup besar.  Dengaku yang pada waktu itu dikenal sebagai eichō ōdengaku (dengaku besar era Eichō), namun secara umum dengaku tersebut, yang merupakan tiruan dari dengaku penanaman padi dan Odori dengaku, disebut sebagai furyū furyū dengaku. Meskipun pada satu waktu bahkan melebihi popularitas dengaku, dalam periode pertengahan dengaku Muromachi telah hilang cahayanya oleh perkembangan Sarugaku dan mengalami kemunduran. Sekarang nyaris tidak bertahan sebagai seni pertunjukan rakyat.
Kyōgen diperkirakan dibawa ke Jepang dari China di abad ke-8 atau sebelumnya. hiburan ini berkembang menjadi Sarugaku pada abad berikutnya, dan pada abad ke-14 awal ada perbedaan yang jelas antara kelompok pemain Sangaku  dari drama Noh serius dan orang-Kyōgen lucu. Sebagai komponen Noh, Kyōgen menerima perlindungan dari aristokrasi militer sampai saat Restorasi Meiji (1868). Sejak itu, Kyōgen tetap dipertahankan dan dikembangkan oleh keluarga, terutama dari Izumi dan sekolah Okura. Saat ini Kyōgen dimainkan oleh profesional secara independen dan sebagai bagian dari pertunjukan Noh.

C.    Tokoh –tokoh/Peran dalam Kyougen
Sama halnya seperti Noh, peran utama dalam kyōgen disebut Shite. Peran pembantu disebut Ado, berbeda dengan Noh yang menyebutnya sebagai Waki. Jika ada lebih dari 2 peran Ado, maka peran tersebut disebut Ado 1 dan Ado 2. Selain itu, istilah Ado hanya digunakan untuk peran pembantu yang paling menonjol, sedangkan selebihnya disebut Tsukgi-ado (sebutan menurut aliran Ōkura) atau Ko-ado (sebutan menurut aliran Izumi). Peran pembantu yang naik ke panggung secara berkelompok disebut Tachishū, sedangkan pimpinan kelompok peran pembantu disebut Tachigashira. Sebutan untuk peran seperti disebut di atas sebenarnya jarang dipakai, kyōgen lebih mengenal sebutan untuk karakter yang tampil dalam cerita, misalnya: Shu atau Teishu (majikan), Tarōkaja (pesuruh laki-laki), atau Suppa (peran penjahat).
D.    Atribut Kyougen
1.      Kostum Kyougen
Kostum yang digunakan dalam pertunjukan kyougen adalah setelan pakaian rakyat biasa dari abad pertengahan, bentuknya sangat sederhana, namun banyak yang tidak konvensional menggabungkan bentuk dan desain.Dibandingkan dengan kostum elegan Noh. Kostum di Kyogen sebagian besar berwarna terang, dan memiliki pola-pola menarik. Kostum ini  ditentukan berdasarkan jenis karakter yang akan ditampilkan.
 Kostum khas Kyougen antara lain :
a.  Jubah luar: kataginu, jutoku, naga-goromo, kaki-baori
b. Jubah Utama (pakaian dalam): Shima-noshime
c. Celana (hakama): Kyogen-bakama, naga-Kami-Shimo, monpa
d. Lainnya: berbagai jenis zukin, Binan-Boshi

2.      Topeng yang digunakan pada pertunjukan kyogen

Kyōgen sebagian besar berurusan dengan karakter tanpa nama yang terlibat dalam situasi sehari-hari. Dasar untuk seni ini adalah bahwa bahkan para aktor tersebut melakukan peran perempuan mengekspresikan emosi mereka dengan wajah mereka sendiri, untuk yang alasan, topeng tidak berkembang seperti yang mereka lakukan dalam drama Noh. Kyōgen memiliki sekitar 20 jenis topeng yang berbeda, yang menggambarkan segala sesuatu dari orang tua dan wanita jelek untuk karakter non-manusia, termasuk dewa, hantu, setan, dan roh-roh hewan dan tanaman. Semua mereka-apakah mereka tertawa atau ekspresi berlebihan-yang dirancang dan dibuat untuk mendapatkan tawa dari penonton
 Jenis-jenis topeng yang digunakan dalam Kyougen :
a.       Topeng Nobori-hige dikenakan oleh Kyōgen-Ai dalam drama Noh dimana ia memainkan peran dewa dari kuil anak. Ekspresi senyum terbuka, mulutnya yang ompong memberikan petunjuk yang lebih baik dari kebaikan manusia daripada kesucian.
b.      Topeng Oto sering digunakan untuk menggambarkan wanita jelek, tetapi juga digunakan oleh tokoh-tokoh yang menyamarkan diri mereka sebagai dewa Jizo.
c.       Topeng Buaku seperti versi Kyōgen dari Beshimi Noh, dan meskipun topeng setan, ekspresi lucu adalah tidak menakutkan. Topeng Kentoku digunakan untuk makhluk roh non-manusia, seperti kuda, sapi, anjing, dan kepiting.
d.      Topeng Usofuki terlihat seperti itu bersiul, dan digunakan untuk roh nyamuk dan jamur.
e.       Topeng Kitsune digunakan oleh rubah tua.
3.      Naskah Kyougen
Naskah Noh Kyougen dibuat untuk dipertunjukkan di atas panggung melalui pemainnya (aktor) berupa dialog-dialog. Dalam dialog-dialognya mempermasalahkan kehidupan sehari-hari golongan sosial bawah dalam zaman Chuusei, diselingi lagu-lagu dan diikuti gerakan-gerakan. Setiap pertunjukkan menggambarkan tindakan sosial (social action) yang dapat dirasakan oleh para pemain dan penonton. Sehingga dialog-dialognya dan cerita Noh Kyougen mengambarkan kesamaan ide antara para peserta (penonton) dengan para pemain yang menggunakan media untuk mencapai tujuan (James Peacock). Dengan demkian segala hal yang menyangkut pertunjukkan seperti dialog-dialog dan cerita Kyougen sebagai konsepsi tindakan sosial (social action) dianalisis sebagai tindakan yang bermakna simbol. Dalam pertunjukkan Noh Kyougen, melibatkan para pemain dan para penonton yang terdiri dari semua golongan, yakni golongan penguasa (daimyo), golongan bawah (bushi kelas rendah, petani, pedagang, buruh) bahkan juga shogun. Diantara para pemain dan penonton terjadi suatu proses komunikasi. Komunikasi berlangsung melalui simbol-simbol atau tanda-tanda yang signifikan. Kata-kata, isyarat dan tanda objek lain digunakan oleh pemain Noh Kyougen untuk menyampaikan maksudnya (keluhan-keluhan, keinginan-keinginan, pengalaman-pengalaman) kepada penonton. Sehingga Noh Kyougen merupakan alat komunikasi, yakni Noh Kyougen tersebut digunakan oleh golongan sosial bawah zaman Chuusei sebagai alat untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan keluhan-keluhan, keinginan-keinginan, pengalaman-pengalaman golo-ngan sosial bawah (penderitaan-penderitaan yang dirasakan oleh golongan sosial bawah zaman Chuusei).
4.      Panggung Kyougen
Panggungnya terpaviliun yang berdiri dari gaya arsitektur berasal dari tradisional Kagura kuil Shinto dan biasanya terdiri hampir seluruhnya dari hinoki (cemara Jepang ) kayu. Empat pilar diberi nama untuk orientasi selama bermain : Waki-bashira di depan, sudut kanan dekat titik Waki berdiri dan titik duduk, sedangkan shite-bashira di sudut, belakang kiri, depan yang shite biasanya menyuguhkan, fue-bashira di sudut belakang kanan paling dekat dengan pemain seruling dan metsuke-bashira, atau "mencari-pilar" disebut demikian karena shite yang biasanya di sekitar pilar.
Lantainya dipoles untuk memungkinkan aktor untuk bergerak secara meluncur dan di bawah lantai ini diletakkan pot raksasa atau mangkuk berbentuk struktur beton untuk meningkatkan sifat resonansi dari lantai kayu ketika para aktor berada pada lantai (bandingkan lantai bulbul ). Akibatnya, kondisi lantai telah meningkat sekitar tiga meter di atas permukaan tanah dari penonton.
Para ornamen di atas panggung disebut kagami-ita, lukisan pohon pinus di belakang panggung mempunyai  dua keyakinan paling umum, bahwa itu merupakan salah satu pohon pinus terkenal dalam Shinto di Kuil Kasuga di Nara atau tanda pendahulu artistik Noh yang sering dilakukan untuk latar alam. Fitur lain yang unik dari panggung adalah hashigakari , jembatan sempit di sebelah kanan panggung yang digunakan aktor utama untuk memasuki panggung. Ini kemudian akan berevolusi menjadi Hanamichi dalam kabuki. Semua tahapan yang dedikasikan untuk pertunjukan Noh memiliki kait atau lingkaran di langit-langit untuk mengangkat dan menjatuhkan bel untuk bermain Dōjōji . Ketika bermain di lokasi lain loop atau kail akan ditambahkan sebagai fixture sementara.
5. Musik Kyougen
Kyogen diiringi musik yang terdiri dari seruling, drum, dan gong. Taiko adalah drum barel yang diletakkan di stand kayu dan dipukul dengan bachi (stik drum kayu). Ada dua metode keseluruhan bermain taiko. Dengan meletakkan  bachi pada kepala drum setelah memukul,dapat meredam suara, atau membuat suara beresonansi, besar, menengah atau stroke kecil dapat digunakan. Dengan menggunakan dua bachi untuk membuat rumit, mengatur irama, Namun pada kyogen yang lebih dipentingkan  adalah pada dialog dan tindakan, bukan pada musik ataupun tari.
E.     Jenis-Jenis Kyougen
Secara garis besar, kyōgen dikelompokkan menjadi 3 jenis:
1.      Betsu-kyōgen (別狂言, /kyōgen spesial)
Penampilan aktor kyōgen yang memainkan karakter Sanbasō dalam pementasan cerita noh yang berjudul Okina ().
2.      Hon-kyōgen (本狂言, /kyōgen tunggal)
Pementasan kyōgen secara tunggal dan bukan merupakan bagian pertunjukan noh, kalau disebut kyōgen biasanya mengacu pada hon-kyōgen.
3.      Ai-kyōgen (間狂言/ kyōgen selingan)
Kyōgen yang dipentaskan sebagai bagian pertunjukan Noh.
Hon-kyōgen masih dikelompokkan menjadi beberapa jenis yang bisa berbeda-beda menurut zaman dan aliran. Pada tahun 1792, Ōkura Torahirobon mengelompokkan hon-kyōgen menjadi:
1.      Waki-kyōgen (大名狂言) Cerita bertemakan kebahagiaan dan keberuntungan.
2.      Daimyō-kyōgen (大名狂言) Cerita bertemakan tuan dan majikan, daimyō menjadi peran utama dalam cerita.
3.      Shōmyō-kyōgen (小名狂言kyōgen pesuruh) Cerita bertemakan tuan dan majikan, pesuruh laki-laki yang disebut tarōkaja menjadi peran utama.
4.      Mukojo-kyōgen (聟女狂言/kyōgen wanita dan menantu pria)
Cerita tentang menantu pria sebagai peran utama yang menumpang di rumah mertua, atau cerita humor kehidupan sehari-hari seperti istri yang mengakali suami atau suami yang tidak bisa diandalkan.
5.      Oniyamabushi-kyōgen (鬼山伏狂言/ kyōgen jin dan pertapa)
Cerita dengan raja kematian Yamarāja atau jin (oni) sebagai peran utama (termasuk cerita jin yang menyamar jadi manusia), dan Yamabushi (pertapa yang berasal dari gunung) sebagai peran utama.
6.      Shukkezatō-kyōgen (出家座頭狂言)
Cerita dengan peran utama pendeta, pendeta baru, atau zatō (tunanetra pengembara yang berpakaian mirip pendeta).
7.      Atsume-kyōgen (集狂言/ kyōgen serbaneka) Cerita dengan tema yang tidak termasuk ke dalam hon-kyōgen yang lain.

F.     Aliran Kyougen
Sesuai dengan tradisi Iemoto, kyōgen sejak zaman Edo terbagi menjadi tiga aliran utama: aliran Ōkura, aliran Izumi, dan aliran Sagi. Sekarang hanya tinggal 2 aliran kyōgen yang tersisa, aliran Ōkura dan aliran Izumi. Di paruh kedua zaman Muromachi hingga awal zaman Edo juga terdapat aliran Nanto-negi yang berintikan seniman kalangan Jin-nin (Jinin). Pada waktu itu, sebagian besar kuil Shinto memiliki kelompok Sarugaku dan menggaji orang yang disebut Jinin untuk bekerja sebagai seniman sekaligus pesuruh. Menurut catatan sejarah, aliran Nanto-negi tercatat sangat populer di zaman Muromachi, tapi ketenarannya mulai memudar di awal zaman Edo sampai akhirnya terserap ke dalam aliran yang besar. Berbagai aliran kecil yang tidak terkenal juga ikut punah, dan hanya meninggalkan naskah kyōgen yang sebagian sempat diterbitkan sebagai buku bacaan di zaman Edo.
1.      Aliran Ōkura
Aliran Ōkura merupakan satu-satunya aliran penerus tradisi Sarugaku Yamato. Keluarga Ōkura Yaemon Tora Akira yang pentas secara turun temurun di gedung teater Komparu-za mendirikan aliran ini di paruh kedua zaman Muromachi. Sekarang aliran Ōkura terdiri dari keluarga Yamamoto Tōjirō (berpusat di Tokyo), keluarga Ōkura Yatarō (garis keturunan utama), keluarga Shigeyama Sengorō (berpusat di Kyoto), dan keluarga Shigeyama Chūzaburō (berpusat di Kyoto), kelompok Zenchiku Chūichirō (berpusat di Osaka dan Kobe), dan Zenchiku Jūrō yang berpusat di Tokyo.

2.      Aliran Izumi
 Didirikan  Yamawaki Izumo no Kami Motonori asal Kyoto di awal zaman Edo. Sekarang aliran Izumi terdiri dari tiga percabangan keluarga: keluarga Nomura Matasaburō (berpusat di Nagoya, disebut juga faksi Nomura), keluarga Nomora Manzō (berpusat di Tokyo, disebut juga faksi Miyake, dan Kyougen Kyoudousha yang berpusat di Nagoya disebut juga faksi Nagoya,
G.Kesimpulan
Kyōgen adalah sejenis drama komedi tradisional Jepang yang erat hubungannya dengan sarugaku dan nohKyogen berasal dari kata “Kyogen Kigo” yang merupakan istilah Agama Buddha untuk kata berbunga-bunga atau cerita yang tidak masuk diakal. Istilah Kyogen-Kigo sering dipakai kritikus sastra sewaktu mengkritik cerita roman dan puisi. Sejalan dengan perkembangan Sarugaku, istilah Kyogen akhirnya dipakai sebagai sebutan untuk teater humor pada pementasan Noh Kyogen ini terdiri dari 7 periode sejarah yaitu: dari Zaman Nara Zaman Kamakura pada pertengahan dan akhir Zaman Muromachi Zaman Momoyama Zaman Edo  dan Zaman ModernSama halnya seperti Noh, peran utama dalam kyōgen disebut Shite. Peran pembantu disebut Ado, berbeda dengan Noh yang menyebutnya sebagai Waki. Jika ada lebih dari 2 peran Ado, maka peran tersebut disebut Ado 1 dan Ado 2. Atribut yang digunakan ada kostum  topeng,naskah, musik dan juga panggung.Jenis kyougen dapat dibedakan menjadi tiga,yaitu: Betsu-kyōgen (別狂言),Hon-kyōgen (本狂言) dan Ai-kyōgen (間狂言). Aliran kyōgen ada dua,yaitu aliran okura dan aliran izumi.




DAFTAR PUSTAKA

Diktat mata Kuliah Kesusastraan Jepang oleh  Herniwati, S.Pd.M.Hum

Http://id.wipedia.org/wiki/kyougen diakses tanggal, 19 November 2013

http://aimizu4869.blogspot.com/2012/03/kyougen.html , diakses tanggal 07 Desember 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar